Pendidikan Anak

Agar Anak Terbiasa Berdakwah

Penulis: Zulia Ilmawati, S.Psi.

Muslimah News, KELUARGA — Islam adalah agama dakwah. Islam bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia, bahkan dipeluk, dipahami, dan diamalkan oleh manusia dari berbagai suku bangsa karena adanya dakwah yang dilakukan tanpa henti pada sepanjang kurun sejarah. Salah satu inti ajaran Islam adalah perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia ke jalan Allah Swt. dengan hikmah. Salah satu ciri seorang mukmin adalah kepeduliannya terhadap dakwah. Bersama mukmin dan mukminat yang lain, ia bahu-membahu melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Ia yakin bahwa tidak ada aktivitas yang lebih mulia dalam hidup ini, kecuali mendedikasikan dirinya dalam dakwah Islam.

Dakwah Islam membutuhkan para pengemban yang tangguh. Seorang pengemban dakwah yang tangguh tidak akan lahir begitu saja. Ia lahir melalui proses dan upaya terus-menerus, bahkan sejak masa kanak-kanak. Oleh karena itu, mengajak anak berdakwah sejak dini sangatlah penting. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa melakukan kegiatan dakwah sehingga akhirnya ia juga bercita-cita menjadi pengemban dakwah yang baik. Bagaimana agar anak terbiasa berdakwah sejak dini? Berikut ini beberapa kiatnya.

Kiat Agar Anak Terbiasa Berdakwah

1. Mengajak anak dalam kegiatan dakwah.

Melibatkan anak dalam aktivitas dakwah penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif. Dengan demikian, suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak ikut serta ketika orang tua menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi, seminar, atau bahkan aksi-aksi di jalan. Hal itu bisa menjadi sarana latihan dakwah bagi anak, sekaligus sebagai sarana rekreasi keluarga.

Sesampainya di rumah, anak bisa dimintai pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti. Bisa juga ditanya tentang materi yang disampaikan orang tua, respon atau tanggapan para peserta, bahkan mungkin tanpa kita duga, ia juga mempunyai kritik dan saran untuk kita. Namun, sebelum memutuskan untuk mengajak anak pergi berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Oleh karena itu, lakukan persiapan seperlunya agar anak bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah di sana.

Sambil mengajak anak berdakwah, jelaskan kepada mereka bahwa dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Jika perlu, kenalkan dalil-dalil tentang kewajiban berdakwah. Jelaskan pula bahwa Islam bukan hanya mengajarkan sebatas ibadah seperti salat, puasa, zakat, dan haji, tetapi juga berdakwah. Ajaklah anak-anak mulai menghafal ayat-ayat atau hadis yang berbicara tentang kewajiban berdakwah. Surah Al-Ashr, misalnya, sangat populer di kalangan anak-anak, bahkan selalu dibaca sebelum anak-anak pulang sekolah.

2. Bahu-membahu dalam dakwah.

Mengajak anak terlibat dalam dakwah bisa dilakukan secara tidak langsung, misalnya dengan membantu orang tua saat orang tua tidak di rumah. Ketika ibu harus bergegas pergi untuk siaran di stasiun radio pada pagi hari, misalnya, ajaklah anak yang besar membantu adiknya menyiapkan keperluan sekolah atau membantu membereskan rumah. Dengan demikian, ketika ibu kembali, rumah sudah rapi dan sang adik sudah siap berangkat ke sekolah. Dengan cara itu, anak akan melihat langsung kesibukan orang tuanya berdakwah sehingga anak juga bisa merasakan langsung bahwa ternyata ia bisa mendukung dakwah meski hanya dengan membantu sebagian kecil pekerjaan ibu di rumah.

3. Ikut menemui tamu.

Ketika ada tamu atau mungkin rapat dakwah di rumah, anak kadang ikut nimbrung. Biarkanlah ia di situ. Dengan demikian, ia akan mendengarkan perbincangan dakwah. Secara tidak langsung, ia akan belajar cara orang tua dan tamunya menyelesaikan persoalan dakwah.

4. Mabit.

Untuk memberikan pengalaman praktis dalam berdakwah, ajaklah anak mengikuti acara dakwah untuk kalangan anak-anak. Acara seperti Pemilihan Da’i Cilik bagus sebagai sarana belajar. Bisa juga mengikuti acara Mabit (malam bina iman dan takwa), misalnya, anak diminta untuk memberikan kultum setelah salat berjemaah. Hal ini akan melatih keberanian, sekaligus menjadi pengalaman yang sangat berharga buat anak. Meski demikian, anak juga harus diberi penjelasan bahwa dakwah bukan hanya ceramah di depan orang banyak. Mengajak orang ke jalan Islam, apa pun bentuknya, adalah juga kegiatan dakwah. Jika perlu, siapkanlah hadiah spesial untuk pemenang agar anak bersemangat dan berusaha tampil sempurna.

5. Suasana rumah.

Cara terpenting untuk mengajak anak berdakwah adalah orang tua menciptakan suasanan dakwah di dalam rumah. Misalnya, dengan mengembangkan kebiasaan saling menasihati atau seringnya rumah dijadikan tempat dakwah. Tersedianya buku-buku, majalah, dan tayangan yang membicarakan dakwah juga akan membantu terciptanya suasana dakwah.

Singkat kata, penting ditanamkan kepada anak bahwa seharusnya kehidupan seorang muslim adalah kehidupan dakwah. Sampaikan kepadanya bahwa kehidupan Rasulullah saw. dan para sahabat tidak pernah lepas dari kehidupan dakwah.

Ceritakan kisah perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabat menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Contohnya adalah Bilal yang begitu istikamah mempertahankan akidahnya, sekaligus sebagai muazin kepercayaan Rasulullah ﷺ. Ada juga Thariq Bin Ziyad penakluk Spanyol, Muhammad al-Fatih penakluk Konstatinopel, atau Asma putri Abu Bakar yang sangat pemberani dalam membantu kesuksesan hijrah Rasulullah ﷺ. Cerita-cerita seperti ini pasti akan melekat erat dan memberikan motivasi kepada anak untuk semangat dan berani berdakwah. Cerita dakwah Rasul saw. dan para sahabat juga penting disampaikan untuk mengimbangi kisah tahayul yang banyak beredar di TV dan majalah.

Sesekali penting untuk menyampaikan janji-janji Allah untuk para pengemban dakwah. Dalil-dalil ini jika disampaikan kepada anak dengan penjelasan yang baik, akan menumbuhkan semangat dan motivasi berdakwah. Tidak ada salahnya jika anak juga diberikan penjelasan yang benar tentang jihad. Jika dakwah dilancarkan dengan jihad, Allah Swt. berjanji akan mengampuni semua dosa, memberikan pertolongan, dan kemenangan yang dekat sebagaimanan tersebut dalam QS Ash-Shaff: 10–13. Tanamkan pada anak agar mati syahid menjadi cita-cita tertinggi.

6. Membiasakan saling menasihati.

“Manusia adalah tempatnya keliru dan lupa,” sabda Rasulullah ﷺ. Oleh karena itu, wajar kalau manusia acap bertindak menyimpang dari tuntunan agama, baik khilaf ataupun karena dorongan hawa nafsu. Di sinilah pentingnya peringatan dan nasihat dari sesama muslim. Al-Qur’an menyebutkan bahwa aktivitas thawshiyah bi al-haq dan thawshiyah bi ash-shabr sebagai ciri orang yang beriman dan beruntung. Tunjukkan kepada anak kebiasaan saling menasihati ini, misalnya ibu kepada bapak atau sebaliknya, bahkan juga anak kepada orang tua dan sebaliknya. Tanamkan pada anak bahwa sesungguhnya dakwah merupakan cerminan kepedulian seorang muslim terhadap muslim lainnya, bahkan terhadap sesama manusia. Dengan dakwah, umat Islam akan terhindar dari sikap individual yang tidak peduli dengan nasib sesama.

7. Diskusi hangat.

Ketika tengah menyaksikan tayangan TV atau membaca surat kabar biasanya ada topik yang menarik. Misalnya soal perlawanan anak-anak Palestina terhadap Israel, atau mungkin ada berita tentang musibah banjir, gunung meletus, tsunami yang menimbulkan kerusakan hebat dan penderitan yang meluas atau soal kehidupan sebagian anggota masyarakat yang mengalami kemiskinan dan cacat. Semua itu bisa menjadi bahan perbincangan yang hangat dengan anak-anak. Bagus jika anak langsung bisa berkomentar dan memberikan pendapat. Orang tua tinggal menambahi atau memberikan arahan, serta solusi menurut Islam. Kalau anak-anak belum memberikan respon, kita bisa memancingnya dengan menanyakan tanggapan mereka setelah melihat semua itu. Bukan hanya tanggapan, jika perlu, ajaklah anak memberikan respon secara konkret. Misalnya, dengan mengumpulkan sebagian uang tabungan mereka untuk membantu anak-anak yang terkena musibah yang mereka lihat di TV. Bisa juga dengan mengajak mereka berdoa bersama setelah selesai salat berjemaah agar Allah Swt. memberikan pertolongan kepada mereka. Jangan lupa, biasakan juga anak berdoa untuk keselamatan dan kejayaan umat Islam di seluruh dunia.

Cara ini sangat efektif untuk mengajak anak peduli terhadap persoalan umat. Jelaskan pada anak bahwa cuek terhadap persoalan umat bukanlah sikap seorang muslim. Seorang muslim mestinya bersikap seperti kata Rasulullah saw., yakni peduli terhadap keadaan muslim yang lain. Oleh karena itu, sampaikanlah kepada mereka hadis Rasulullah saw., “Siapa saja yang bangun pada pagi hari, lalu ia tidak memikirkan urusan kaum muslim, maka ia tidak termasuk golongan mereka.”

Jelas sekali bahwa kepedulian terhadap persoalan umat Islam harus mulai ditumbuhkan kepada anak-anak sejak dini. TV, radio, majalah, surat kabar, atau tayangan video yang ada bisa dijadikan sarana untuk menumbuhkan kepedulian itu, bukan sekadar alat hiburan. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]


source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.

About Author

Comment here