Penulis: Ummu Naira Asfa
Muslimah News, KELUARGA — Membentuk karakter yang baik pada anak sejak usia dini sangat penting. Tujuannya agar anak menjadi sosok yang saleh dan salihah, serta memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi sesama. Mencetak anak yang berkarakter baik membutuhkan pendidikan dan pengasuhan yang benar.
Lantas, apa parameter karakter yang baik? Karakter itu ibarat buah dari suatu tanaman. Buah yang kualitasnya baik akan muncul dari tanaman yang pohonnya tumbuh dengan baik. Pohon yang tumbuh dengan baik bermula dari biji atau benih yang kualitasnya juga baik.
Untuk itulah, membentuk karakter yang baik pada anak harus kita awali dengan menyiapkan “benih” yang baik, yaitu dasar iman (akidah) yang benar. Dengan demikian, mengajarkan keimanan yang lurus dan benar kepada anak sejak usia dini adalah kunci utama untuk membentuk karakter yang baik pada anak. Karakter yang baik ini akan dibawanya hingga dewasa.
Konsep Karakter dalam Islam
Karakter dalam Islam biasa disebut sebagai kepribadian (syakhshiyah islamiyah). Islam sejatinya memiliki dasar-dasar pembinaan kepribadian (syakhshiyah) anak. Di dalamnya memuat konsep pembinaan pola pikir (aqliyah) islamiah dan pola jiwa (nafsiyah) islamiah pada anak.
Mengarahkan dan membentuk pola pikir anak dilakukan dengan cara menempatkan Islam sebagai pemimpin dalam berpikir dan menentukan standar baik-buruk suatu perbuatan. Adapun membentuk pola jiwa anak dengan pendidikan Islam dimaksudkan agar rasa cinta dan bencinya terhadap segala sesuatu disandarkan pada hukum syariat Islam. Dengan kata lain, anak menerima syariat Allah Swt. dengan kerelaan hati.
Untuk mencapai hal itu, pendidikan Islam akan mengolaborasikan pemikiran dan perasaan manusia. Islam menuntun manusia untuk menempatkan halal-haram dalam setiap perbuatannya. Keimanan anak harus ditingkatkan dan kedekatannya dengan Allah Swt. (muraqabatullah) harus dibentuk. Dengan demikian, kepribadian anak akan menjadi baik. Oleh karenanya, pendidikan Islam harus diselenggarakan untuk menguatkan karakter anak.
Islam Bukan Sumber Masalah, tetapi Solusi
Berbagai kasus dan kerusakan moral generasi muda kini terjadi karena jauhnya mereka dari pemahaman agama yang benar. Yang perlu orang tua lakukan adalah lebih menderaskan nilai-nilai kepribadian Islam ke dalam diri mereka, baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan Islam harus diterapkan secara kafah, bukan setengah-setengah.
Kerusakan moral yang terjadi saat ini bukan karena ada pelajaran agama (Islam). Akan tetapi, justru karena menerapkan sistem selain Islam, serta meninggalkan Islam dan syariat-Nya. Fakta-fakta dekadensi moral anak didik, mulai dari pergaulan bebas, zina, aborsi, bahkan sampai kasus bunuh diri marak terjadi. Ini karena anak didik kita jauh dari pemahaman Islam yang benar.
Secara sadar atau karena kebodohannya, mereka masuk ke dalam lingkaran setan pergaulan bebas. Mereka tidak mau diatur oleh aturan Islam. Saat masalah datang, mereka lari menuju lingkungan yang rusak. Mereka juga tidak menerima nasihat dari orang-orang saleh dan tidak mau keluar dari kemaksiatan alias bertobat.
Allah Swt. berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum: 41).
Sekularisasi pendidikan dengan minimnya jam pelajaran agama justru memperparah kerusakan moral generasi muda. Jika ingin memperbaiki kondisi pelajar dan kehidupan masyarakat, pelajaran agama seharusnya ditambah waktunya. Dapat disajikan sebagai jam pelajaran khusus, juga dalam berbagai pelajaran lainnya. Dengan demikian, anak dapat melakukan internalisasi sehingga kebaikan Islam terwujud dalam perilaku mereka.
Pada intinya, syariat Islam harus diterapkan secara kafah. Dengan demikian, berbagai masalah dapat diselesaikan dan kehidupan masyarakat juga dapat diperbaiki. Inilah sesungguhnya yang menjadi kewajiban dan tangung jawab umat Islam. Penerapan syariat Islam secara kafah harus segera diwujudkan di tengah kehidupan.
Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah Swt. berfirman, menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, serta membenarkan Rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syariat, melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir, 1/335). Wallahualam. [MNews/YG]
source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.
Comment here