Penulis: Ummu Nashir N.S.
Muslimah News, KELUARGA — Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan. Pada bulan istimewa ini, setiap muslim diperintahkan memperbanyak amal kebaikan agar mendapatkan sebanyak mungkin pahala dan selalu dinaungi keberkahan-Nya. Ramadan disebut juga syahrus shabr, bulan kesabaran. Pada bulan ini, umat Islam dilatih bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar dan dahaga adalah latihan sabar. Menahan diri untuk tidak berhubungan suami istri pada siang hari Ramadan juga latihan sabar. Demikian pula menahan diri agar tidak marah dan mengumpat termasuk latihan sabar. Rasul saw. bersabda, “Puasa itu separuh sabar.” (HR Tirmidzi).
Sabar Adalah Perintah Allah Taala
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang berarti menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariat dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa bagi orang-orang yang sabar, Allah menjanjikan pahala dengan bilangan yang tidak ada batasnya. Ini sebagaimana firman Allah Swt.,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.‘ Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS Az-Zumar: 10).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, Al-Auza’iy mengatakan bahwa pahala mereka tidak ditukar ataupun ditimbang, melainkan diberikan secara borongan tanpa perhitungan. Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala mereka tidak diperhitungkan, melainkan ditambah terus-menerus. Sedangkan As-Saddi menyatakan sehubungan dengan firman-Nya ini, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas, yakni kelak di surga.” (Tafsir Ibnu Katsir).
Rasulullah saw. bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya dengan cobaan yang tidak ada obatnya. Jika ia sabar, Allah memilihnya dan jika ia rida, Allah menjadikannya pilihan.” Sabda Rasulullah yang lain, “Barang siapa yang menempa diri untuk sabar, Allah akan jadikan ia penyabar. Tidaklah seorang diberikan suatu karunia yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan dalil-dalil ini jelaslah bahwa sabar adalah sikap yang diperintahkan oleh Allah Taala. Bukan hanya karena adanya pahala yang diberikan, akan tetapi memang dijelaskan dalam beberapa ayat dan hadis bahwa Allah Swt. mencintai orang-orang yang sabar. Terlebih saat Ramadan, pahala yang Allah berikan berlipat ganda. Oleh karenanya, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk melatih dan menguatkan kesabaran kita agar bisa mendapat pahala berlimpah dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Ramadan Mendidik Keluarga Muslim Bersabar
Saummerupakan ajang untuk melatih kesabaran. Betapa tidak, pada hari-hari di luar Ramadan, kita bebas makan dan minum pada siang hari. Akan tetapi saat Ramadan, kita diharamkan makan dan minum karena diwajibkan berpuasa. Tentu saja kita membutuhkan kesabaran menjalaninya. Kita dilatih menahan hawa nafsu sehingga dapat merasakan penderitaan jika tidak memiliki makanan. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur. Kita pun diperintahkan menjaga nilai-nilai puasa selama Ramadan.
Orang yang melakukan puasa dengan benar, pasti akan sabar menahan hawa nafsu dan emosinya. Dengan demikian, ia terhindar dari perkara yang dapatmembatalkan puasa atau mengurangi pahala puasanya. Rasulullah saw. telah menuntun kita bersabar ketika sedang menjalani puasa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Puasa bukanlah menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa.”” (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Jadi, seorang muslim harus sabar menjalankan perintah Allah Swt. meskipun perintah itu berat untuk dijalankan. Seorang muslim harus taat pada hal-hal yang telah diwajibkan-Nya, meskipun banyak hal yang merintangi. Sabar bukan berarti bersikap pasrah saat mendapatkan kesulitan tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu. Namun, sabar dalam Islam didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal untuk senantiasa mencari solusi atas ujian yang sedang dihadapi. Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, saat itulah sabar bertemu dengan tawakal, berserah diri kepada Allah Taala. Dengan demikian, Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosanya. Luar biasa pahala dan berbagai kebaikan yang Allah berikan kepada orang-orang yang sabar. Oleh karenanya, sudah seharusnya sabar selalu menghiasi akhlak keluarga muslim. Bersama keluarga, kita harus berupaya memupuk kesabaran. Dengan demikian, Ramadan lebih bermakna dan berpengaruh pada bulan-bulan selanjutnya.
Bagaimana Menguatkan Kesabaran Keluarga?
Ketika akan memasuki Ramadan, Rasulullah saw. bersabda, “Ramadan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga. Ramadan adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin di dalamnya.”
Sesungguhnya dengan khotbah ini, Rasulullah saw. mengingatkan keluarga muslim agar selalu menghiasi diri dengan akhlak mulia, termasuk bersabar. Ramadan adalah momen tepat untuk menempa dan menguatkan kesabaran seluruh anggota keluarga. Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan?
1. Menjelaskan kepada anak-anak bahwa sabar adalah perintah Allah Taala.
Allah Swt. memerintahkan setiap keluarga muslim agar menghiasi dirinya dengan sikap sabar. Ini sebagaimana firman-Nya,
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya, Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 153).
Penting untuk menanamkan kepada keluarga kita bahwa sabar merupakan bagian dari akhlak terpuji dan perilaku yang diperintahkan oleh Allah Taala. Oleh karenanya, bersabar merupakan bagian dari hukum syarak yang harus ditunaikan oleh keluarga muslim. Hal ini harus kita jelaskan kepada anak-anak. Dengan demikian, seluruh anggota keluarga akan paham bahwa menghiasi diri dengan akhlak mulia akan bernilai pahala dan menjadi amal saleh.
2. Menjelaskan bahwa sabar akan membawa ke surga.
Allah Swt. berfirman,
“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka. Di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.” (QS Al-Furqan: 75).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Tidak ada balasan yang sesuai di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, jika aku mencabut nyawa orang yang dicintainya di dunia, kemudian ia rela dan bersabar, kecuali surga.‘” (HR Bukhari).
Dalil-dalil ini dengan sangat tegas menjelaskan kepada kita bahwa Allah Swt. menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar. Siapa pun yang memahami hal ini tentu akan terdorong dan berupaya menghiasi dirinya dengan sabar. Oleh karena itu, kita harus menanamkan kepada seluruh anggota keluarga agar keluarga kita menjadi ahli surga. Amin.
3. Memberikan contoh yang baik.
Tidak dimungkiri biasanya anak akan meniru perilaku orang dewasa, terutama ayah dan bundanya. Ini karena orang tua adalah contoh terbaik dan sosok terdekat dengan anak-anaknya. Upaya menanamkan sikap sabar hendaknya dimulai dari diri orang tua sendiri. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Keteladanan juga akan memberikan lingkungan yang baik bagi anak. Dengan demikian, akan lebih mudah membentuk pola kebiasaan berperilaku baik pada anak.
Tugas utama orang tua adalah mengasuh, mendidik, memberi teladan mulia, serta mendorong anak-anak agar selalu menghiasi diri dengan kesabaran. Walaupun bukan perkara mudah, beri motivasi pada anak agar senantiasa sabar. Sampaikan bahwa dengan bersabar sesuai tuntunan Rasulullah dan perintah Allah, kita akan selamat. Ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Sabar itu salah satu wasiat dari beberapa wasiat Allah Swt. di bumi. Barang siapa menjaganya, ia akan selamat. Barang siapa menyia-nyiakannya, ia akan celaka.”
4. Menyampaikan kisah kesabaran para sahabat kepada anak.
Membacakan atau menceritakan kisah tokoh-tokoh Islam yang sabar menghadapi berbagai tantangan merupakan hal yang baik bagi anak-anak. Beragam kisah ini akan menginspirasi dan membantu mereka memahami nilai-nilai kesabaran.
Salah satu kisah penuh hikmah terjadi pada masa Rasulullah saw., dahulu. Suatu hari, seorang perempuan berkulit hitam datang menghadap Rasulullah. “Aku menderita penyakit ayan (epilepsi). Ketika sakitku kambuh, aku tidak sadar sehingga auratku tersingkap,” kata perempuan itu. “Doakanlah agar Allah menyembuhkanku,” pintanya.
“Jika engkau mau bersabar, bagimu surga,” jawab Rasulullah, “Akan tetapi jika engkau mau, aku akan mendoakan agar Allah menyembuhkanmu.” Dengan mantap perempuan itu menjawab, “Aku pilih bersabar. Doakanlah agar auratku tidak tersingkap ketika penyakitku kambuh.” Kemudian, Nabi saw. mendoakannya. Perempuan itu akhirnya menjadi ahli surga.
5. Memberikan pujian atas usaha anak bersabar.
Pada dasarnya, setiap orang akan senang dan bahagia ketika dipuji dalam hal positif. Jadi, tidak ada salahnya memberikan pujian dan penghargaan saat anak menunjukkan usaha dalam bersabar. Terlebih bersikap sabar memang bukan perkara mudah. Sabar butuh usaha dan latihan yang terus menerus. Pujian tulus yang orang tua berikan akan memperkuat perilaku positif anak dan mendorong mereka untuk terus berusaha bersabar. Meskipun hasilnya belum sempurna, mengapresiasi usaha mereka akan memberikan motivasi untuk terus belajar.
Khatimah
Demikianlah, Islam telah menuntun setiap muslim agar menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak mulia, termasuk sabar. Tidak mudah, terutama bagi anak-anak untuk menjalaninya. Akan selalu ada ujiannya. Namun, keluarga muslim harus memahami bahwa sabar adalah salah satu sifat mulia yang dicintai-Nya. Allah Swt. menjanjikan berkah dan pahala yang banyak kepada hamba-Nya yang sabar dalam menjalani kehidupan. Dengan demikian, siapa pun akan termotivasi untuk menjalankannya.
Dalam sebuah hadis dijelaskan, “Wahai manusia, barang siapa memperbaiki akhlaknya pada bulan ini, ia akan dapat melintas Shirat (jembatan akhirat) ketika semua kaki pada saat itu terpeleset. Barang siapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, Allah akan meringankan perhitungan (amal)-nya.“
Semoga hadis ini menjadi motivasi bagi setiap keluarga muslim agar selalu menghiasi diri dan keluarganya dengan akhlak mulia. Terlebih pada Ramadan mulia ini. Tentu saja harus terus dilakukan dan makin diperkuat pada bulan-bulan selanjutnya. Wallahualam bissawab. [Mnews/YG]
source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.
Comment here