Keluarga

Keluarga Muslim Harus Berjuang untuk Membela Palestina

Penulis: Ummu Nashir N. S.

Muslimah News, KELUARGA – Nestapa saudara muslim kita di Palestina makin nyata. Yahudi la’natullaah ‘alaih terus melakukan penyerangan di berbagai wilayah Palestina, negeri kaum muslim. Banyak keluarga di Palestina, termasuk kaum perempuan dan anak-anak yang menjadi korbannya. Tidak sedikit pula para suami atau ayah yang harus kehilangan istrinya dan melihat anak kesayangannya meregang nyawa. Ini sungguh menyayat hati kita.

Jumlah korban tewas terus bertambah. Terkini, total korban tewas mencapai lebih dari 37 ribu jiwa. Dilansir AFP, Minggu (9-6-2024), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan setidaknya 37.084 orang tewas selama lebih dari delapan bulan terakhir sejak entitas Yahudi menyerang Gaza. Jumlah tersebut mencakup sedikitnya 274 orang tewas dalam serangannya pada Sabtu (8-6-2024) di kamp pengungsian Nuseirat, Gaza Tengah. Sebanyak 84.494 orang terluka di Jalur Gaza sejak perang Hamas vs. entitas Yahudi pada 7 Oktober 2023. (detik[dot]com, 9-6-2024).

Penderitaan saudara kita di Palestina makin berat. Kondisi ini diperparah dengan diamnya para penguasa negeri-negeri Islam, termasuk negeri ini. Seharusnya keluarga muslim di seluruh dunia tidak boleh berdiam diri, harus berupaya agar mampu menyelesaikannya. Penyelesaian masalah ini tentu tidak bisa dilakukan secara individual atau keluarga muslim secara sendiri-sendiri. Akan tetapi umat Islam, termasuk keluarga muslim harus bahu membahu, berjuang bersama mengusir penjajah Yahudi dari tanah Palestina. Siapa yang harus memperjuangkan keadaan umat Islam kalau bukan kaum muslim sendiri?

Pemahaman Keluarga Muslim tentang Palestina Menentukan Langkah Berikutnya

Tidak dimungkiri jika hari ini pemahaman keluarga muslim tentang kedudukan tanah Palestina berbeda-beda. Akibatnya, pandangan terhadap permasalahan yang dihadapi, serta solusi yang harus diambil pun berbeda-beda. Ketika hal yang menimpa saudara kita ini hanya dipahami sebagai masalah kemanusiaan, maka mengirimkan dana, doa, atau memboikot barang-barang Yahudi dianggap sebagai solusi jitu sehingga kita merasa cukup dengan aktivitas tersebut. Namun yang sebenarnya terjadi adalah perampasan tanah kaum muslim oleh entitas Yahudi. Oleh karenanya, solusinya adalah mengerahkan pasukan militer muslim untuk mengusir entitas Yahudi dari tanah Palestina.  

Sesungguhnya tanah Palestina telah berada di bawah kekuasaan Islam saat dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Al-Khaththab ra. pada 15 H. Beliau langsung menerima tanah tersebut dari Safruniyus di atas sebuah perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian ‘Umariyah. Di antara isinya berasal dari usulan orang-orang Nasrani, yaitu bahwa orang Yahudi tidak boleh tinggal di dalamnya. Kemudian dibuka kembali oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada Jumat, 27 Rajab 583 H, pada tanggal yang sama dengan malam mikrajnya Nabi. Ini merupakan kesamaan, yakni Allah Swt. memudahkan pengembalian Al-Quds kepada pemiliknya, sama seperti waktu Isra Mikraj.

Selanjutnya, pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, elite Yahudi bekerja sama dengan negara-negara imperialis, terutama Inggris. Mereka berusaha menempatkan orang-orang Yahudi di Palestina dan memanfaatkan krisis keuangan Khilafah Utsmaniyah. Pemuka Yahudi, Hertzl menawarkan bantuan keuangan kepada Khalifah sebagai kompensasi penempatan mereka. Sultan Abdul Hamid II dengan lantang dan penuh wibawa menolak tegas, “Selagi aku masih hidup, maka goresan pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagiku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari Khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi!”

Hanya saja, setelah Khilafah Utsmaniyah runtuh pada 1924, bumi Palestina jatuh ke tangan Zion*s Yahudi. Zion*s Yahudi berhasil mendirikan entitas negaranya pada 1948 dengan menduduki 77% tanah Palestina dan mengusir dua pertiga rakyat Palestina dari tanah mereka. Saat ini yang tersisa hanya Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan. Yang tersisa tinggal 156 ribu jiwa (17%) dari total warga, mereka seperti warga asing di tanah mereka sendiri. Sejak pendudukan itu, 804 ribu orang Palestina hijrah ke luar wilayah yang terjajah. Sebanyak 30 ribu orang lainnya diusir dari tanah mereka ke daerah-daerah lain.

Sejak pendudukan entitas Yahudi pada 1948, sudah sangat banyak orang Palestina tewas dibantai dan dibombardir, luka-luka, bahkan cacat. Tidak terhitung orang yang kehilangan rumah dan pekerjaan. Banyak wanita dilecehkan kehormatannya, bahkan diperkosa, serta anak-anak yang menjadi yatim piatu. Akan tetapi, situasi ini tidak menjadikan hati-hati kaum muslim Palestina ciut. Bahkan anak-anak sekalipun berusaha kuat mempertahankan wilayahnya agar tetap berada dalam genggaman mereka.

Telah jelas fakta sesungguhnya bahwa konflik Palestina adalah konflik agama. Perampasan tanah Palestina oleh entitas Yahudi bukan semata konflik kemanusiaan. Solusinya tidak cukup hanya mengirim bantuan dana atau memboikot produk mereka. Keluarga muslim harus sadar bahwa isu Palestina adalah isu Islam. Oleh karenanya, cara satu-satunya untuk memandang masalah Palestina adalah melalui perspektif Islam.

Tanah Palestina adalah tanah kaum muslim yang dirampas oleh penjajah Yahudi yang dipersenjatai dan didukung oleh AS. Seandainya kaum muslim bersatu mengusir penjajah Yahudi, serta mengirimkan tentara dan persenjataannya, niscaya konflik Palestina akan berakhir.

Bagaimana caranya agar negeri-negeri muslim yang memiliki kekuatan militer mengerahkan tentaranya, padahal para pemimpinnya tersandera dengan kepentingan politik negeri adidaya? Jawabannya ada pada metode dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw., yaitu dengan menerapkan Islam secara kafah dalam satu institusi negara. Hanya dengan kepemimpinan Islam, persatuan negeri-negeri muslim akan terwujud.

Kontribusi Nyata Keluarga Muslim Hari Ini

Persatuan negeri-negeri muslim dalam satu komando akan menghimpun kekuatan yang menakutkan negara adidaya saat ini. Dengan demikian, negeri-negeri muslim bisa terbebas dari hegemoni Barat dan bebas menentukan sikapnya. Pengerahan pasukan pun niscaya akan terwujud dan Palestina terbebas dari penjajahan entitas Yahudi. Inilah kemenangan hakiki kaum muslim melalui tegaknya Daulah Khilafah Islamiah. Oleh karenanya, berdakwah untuk menerapkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiah adalah kontribusi nyata bagi penyelesaian konflik Palestina. Apa yang bisa dilakukan keluarga muslim hari ini?

1. Menanamkan akidah yang kukuh kepada seluruh anggota keluarga.

Penanaman akidah akan menjadikan anak-anak kita mengenal Allah Swt. sebagai Al-Khaliq dan Al-Mudabbir, Sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Mereka juga akan paham bahwa Rasulullah Muhammad saw. adalah penyampai risalah Islam yang harus dijadikan teladan. Selanjutnya, akan tumbuh kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. The power of akidah yang dimiliki akan mendorong anggota keluarga untuk senantiasa menjadikan aturan Allah dan Rasul-Nya sebagai pijakan mengarungi kehidupan. Keluarga muslim akan siap menghadapi kehidupan sesulit apa pun, serta siap berjuang untuk Islam dan kaum muslim.

Selanjutnya, perkuat akidah keluarga dengan sering membahas sirah nabawiyah yang menjelaskan cara Rasulullah saw. memperjuangkan dan menegakkan Islam di muka bumi. Dengan demikian, keluarga muslim akan makin paham syariat dan cara memperjuangkannya, serta membela Islam. Jika Al-Qur’an dinistakan, Rasulullah saw. dihina, atau umat Islam ditindas, mereka akan berada di barisan terdepan untuk membela dan memperjuangkannya.

2. Mengopinikan pemahaman yang benar tentang Palestina.

Sedalam apakah kaum muslim mengenal Palestina? Banyak di antara kita yang telah mengetahui bahwa tanah Palestina memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Tanah ini adalah tempat lahir dan hidupnya para nabi. Di sini terdapat pula tempat suci kaum muslim, kiblat pertama bagi umat Islam, sekaligus tempat Rasulullah saw. memenuhi perintah Isra Mikraj, yaitu Masjidilaqsa.

Namun, apakah umat Islam memahami bahwa tanah Palestina adalah milik kaum muslim yang dipertahankan sepenuh hati oleh kaum muslim pada masa dahulu ketika Islam dan kaum muslim berjaya? Sesungguhnya tanah Palestina adalah tanah kaum muslim yang dirampas oleh zion*s Yahudi. Fakta ini sengaja ditutupi oleh musuh-musuh Islam agar kaum muslim abai terhadap permasalahan yang menimpa kaum muslim ini dan membiarkan mereka menjajah negeri kaum muslim yang telah diistimewakan oleh Allah Taala.

Di sinilah pentingnya keluarga muslim menyampaikan fakta dan sejarah Palestina dan zion*s Yahudi ke tengah umat. Upaya ini untuk membuka mata umat Islam dan memunculkan semangat jihad untuk merebutnya kembali dari zion*s Yahudi.

3. Mendakwahkan Islam Kafah.

Kiprah keluarga muslim dalam medan dakwah hari ini sangat penting karena tidak sedikit kaum muslim yang belum paham Islam. Mereka pun belum paham hal yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan masalah Palestina ini. Permasalahan ini bukan hanya masalah rakyat Palestina, tetapi menjadi masalah umat Islam di seluruh dunia. Palestina harus dibela oleh umat Islam di mana pun dan ini harus kita dakwahkan ke tengah umat.

Permasalahan Palestina hanya bisa diselesaikan dengan tegaknya Islam kafah dalam naungan Khilafah di muka bumi. Seluruh umat Islam bertanggung jawab mewujudkannya. Caranya adalah membina umat dengan Islam kafah. Pemikiran dan hukum-hukum Islam harus dipandang sebagai acuan untuk menyikapi fakta yang dihadapi dengan benar. Melalui pembinaan ini, akan terbentuk pemahaman Islam di tengah umat sehingga memengaruhi tingkah lakunya. Mereka akan bergerak menyampaikan dakwah Islam, hidup diatur oleh hukum-hukum Islam, dan senantiasa berupaya agar aturan Allah dan Rasul-Nya tegak di muka bumi.

4. Bergabung dalam kelompok dakwah yang memperjuangkan tegaknya Khilafah.

Sekali lagi, solusi tuntas permasalahan Palestina adalah dengan tegaknya Khilafah dan jihad. Oleh karenanya, kita harus berjuang menegakkannya. Namun, ini tidak bisa dilakukan sendirian. Rasulullah saw. mencontohkannya dengan membentuk kutlah atau jemaah dakwah. Allah Swt. telah mewajibkan umat Islam untuk berada dalam jemaah, sebagaimana firman-Nya, Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS Ali-Imran: 104).

5. Mempersiapkan generasi muslim menjadi pejuang dan pembela Islam.

Sesungguhnya pembelaan terhadap Islam dan kaum muslim merupakan sunatullah yang harus dilakukan umat Islam. Terlebih ketika ajaran Islam dihinakan, serta sebagian umat Islam ditindas dan dijajah seperti yang kini terjadi di Palestina. Bahkan, mereka memperalat umat Islam untuk menghancurkan Islam. Oleh karenanya, membela Islam dan kaum muslim adalah kewajiban setiap muslim.

Orang tua wajib membina dan menyiapkan anak-anaknya sejak dini agar mereka menjadi generasi pembela Islam tepercaya yang selalu berada di garis terdepan barisan dakwah Islam kafah. Di tangan merekalah tergenggam masa depan umat Islam. Mereka akan menjadi penerus estafet perjuangan, penguat, pelindung, dan pembela dakwah Islam.

Khatimah

Menghentikan penindasan yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, di tanah kaum muslim, sesungguhnya merupakan tanggung jawab seluruh kaum muslim, bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina. Oleh karenanya, umat Islam di seluruh penjuru dunia tidak boleh berdiam diri, semuanya harus bergerak. Bersatu padu menyusun langkah bersama untuk berjuang menegakkan Islam kafah dalam naungan Khilafah. Hanya dengan tegaknya Khilafah, umat Islam akan bisa mengirim pasukan militernya ke Palestina untuk berjihad mengusir entitas Yahudi dari tanah kaum muslim. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]


source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.

About Author

Comment here